Mungkin
Nanti
Oleh : Agung Budi Prayogo
Terangnya Bintang tak akan bisa mengalahkan terangnya kasih
dan sayangmu padaku. Sehingga membuat Ratu malam kian bersinar untuk menerangi
malamku yang sepi tanpamu lagi, yang selalu menemaniku disaat aku sendiri. Mungkin
kata – kataku ini terlalu berlebihan untuk menggambarkan perasaanku, namun
inilah yang terjadi pada diriku.
Aku Alfian Yoga Pratama yang biasa dipanggil Yoga oleh
teman – temanku, aku adalah siswa kelas XI yang bersekolah di SMK N 1 Javanegara.
Aku memiliki teman yang kami baru kenal 1 tahun yang lalu, aku kenal dia saat
aku mengikuti ekstra kurikuler Basket dan dia mengikuti ekstra kurikuler Voli.
Kebetulan saat itu ekstra Basket dan Voli diadakan dalam hari yang sama dan
dari situlah karena sering bertemu lama kelamaan menjadi akrab dan saling
kenal. Namanya adalah Silvia Oktabila yang lebih akrab dipanggil Via. Via
adalah anak yang rajin, dan mandiri ia bisa mendapatkan uang jajan sendiri
tanpa harus meminta pada orang tuanya. Itu yang membuat aku kagum kepadanya,
selain dia Rajin dan mandiri ia juga salah satu anak yang Agamis. Dia sangat
rajin Beribadah, Puasa, dan menjalankan Sunah – sunah lainya. Itu yang kadang
membuatku iri, namun dengan kebersamaan yang selama ini aku dan via jalin lama
kelamaan akupun bisa meniru sikap rajinya itu walau tidak sebanyak yang
dikerjakan Via.
Langit sore yang tampak cerah menyinari langkahku untuk
menuju ke lapangan Basket. Entah kebetulan atau bagaimana disaat sedang Ekstra
kami selalu bertemu didalam satu kesempatan. Ketika itu aku hendak mengambil
bola yang terlempar jauh ke luar lapangan, dan disaat yang bersamaan Via pun
mengambil bola yang persis berada disebelah bola basket ku. Dengan Senyum aku
menyapa Via, dan via pun membalas dengan sebaliknya tanpa tersadar aku telah
dipanggil teman – temanku untuk bergegas mengambil bola tersebut. “Kenapa kamu
lama sekali ?” tanya Putra. Putra merupakan sahabatku sejak kami masuk ke SMK
dia anak yang baik dan polos namun dia merupakan salah satu anak tercerdas di kelasku.”Ehm,
anu tadi kaki ku agak terkilir”jawabku gugup.”Kalau begitu istirahat dulu sana
di pinggir lapangan”jawab putra. Dengan gaya kaki agak terkilir aku akhirnya
istirahat sebentar di pinggir lapangan. Dan pada saat yang sama ternyata Via
sedang istirahat juga, karena jarak kami yang tidak terlalu jauh sehingga
memungkinkan untuk aku memulai percakapan. “Kok istirahat Vi, yang lainya kan
belum istirahat ?”tanyaku pada Via. ”Udah lumayan capek ga, kamu sendiri kenapa
istirahat duluan ?”jawabnya via dengan gugup.”Tadi kakiku agak terkilir tapi
sekarang udah sembuh kok”Jawabku.”ke UKS aja ga diobatin dulu”, via menyuruh ku
untuk ke UKS tapi aku tidak mau karena masih kuat dan sebenarnya ini hanya
alasan saja agar aku tidak dicurigai oleh teman – teman ku saat aku ingin
bersama dengan via.
Di kelas maupun diluar kelas aku tidak pernah bercerita
apapun pada sahabatku,putra. Karena dia sangat dekat sekali dengan Via seakan
akan dia seperti adik dan kakak dengan Via. Maka dari itu aku memilih di pendam
saja dulu bahwa sesungguhnya aku suka dengan Via.
Seperti biasa saat jam pelajaran selesai aku dan putra
duduk diluar kelas, lalu tiba – tiba via datang dengan teman – temanya, “Ga,
besok kamu ikut ke acara jalan santainya kan ?”tanya Via.”Ehm, iya vi aku ikut”Jawabku.”Lho
aku ga di tanya Vi ?”tanya Putra,dengan senyuman via menjawab”Kamu ga perlu
ditanya pasti juga bakal berangkat kan ?”. Setiap via tersenyum dihatiku terasa
sangat tentram, begitu indahnya senyuman via sampai hatiku terasa begitu
damai.”Ga besok berangkat bareng OK”tanya putra.”Gaaaa”Putra
mengagetkanku,”iyaa kenapa put ?”jawabku dengan kaget,”yahh ditanya malah
ngalamun, besok berangkatnya bareng sama aku ya !!”dengan nada agak sebal
karena perkataanya tidak didengarkan oleh ku, putra mengajaku untuk berangkat
bersama, dan aku mengiyakan ajakan putra.
Pada saat acara Jalan santai sedang berlangsung pandanganku
tak bisa fokus ke satu arah, karena aku sedang mencari Via.”kamu lagi nyari
siapa ga?”tanya putra.”Engga nyari siapa – siapa put”jawabku.Lalu tiba – tiba
putra memanggil Via “Viaa” dan via pun berjalan mendekati kami. Dengan perasaan
senang dan gugup karena bertemu via akhirnya aku bisa tersenyum lebar setelah
bisa bertemu dengan via. Saat setelah bertemu aku bingung apa yang akan aku katakan
ke via, akhirnya hanya Putra yang banyak mengobrol dengan Via dan aku hanya
sebagai pendengarnya.
Mungkin karena lelah berjalan – jalan Via minta istirahat
jadi aku,via dan putra beristirahat di bawah pohon yang cukup rindang sehingga
menambah kesejukan didalam hati ini.
Tak terasa Raja siang telah berada di singgasananya
sehingga membuat cuaca menjadi panas, namun panas itu tidak dirasakan oleh ku.”
Hari Jum’at siang kamu ada acara ga vi ?”tanyaku.”Ehm, Ga ada ga,emang kenapa?”jawab
via.”ga sih aku Cuma pengen tau aja”jawabku dengan raut muka yang senang.
Hari ini hari Jum’at adalah hari Ulang Tahunku aku tidak
tahu akan ada hal apa yang terjadi pada hari ini, Tak pernah aku duga
sebelumnya ternyata aku diberi hadiah oleh via dan via mengucapkan selamat
ulang tahun padaku. Dengan perasaan yang sangat senang aku terima hadiah itu
dari Via,”Selamat Ulang Tahun Yoga”sambil tersenyum dia mengucapkan itu padaku,
Sungguh perasaan ku sangat senang sekali.”Iya vi, Makasih atas ini semua ya dan
makasih juga kamu masih ingat hari ulang tahunku”jawabku dengan senang. Dan via
pun juga hanya tersenyum senang karena bisa menyerahkan hadiah itu padaku.
Setelah
itu aku sampai dikelas tiba – tiba temanku memberitahukan bahwa jum’at siang
guru olahragaku menyuruh siswa di kelasku untuk mengadakan penilaian renang. Dalam
hatiku terasa sedih karena mungkin rencanaku untuk menyatakan perasaan ku di
hari yang spesial ini akan gagal, lantaran aku harus mengikuti penilaian
renang. Setelah sholat jum’at aku akhirnya bersiap untuk menuju kolam renang
dengan perasaan sedih. Tiba – tiba guru olahragaku datang dan mengatakan bahwa
renangnya di ganti besok hari, karena kolam renangnya sedang dibersihkan.
Dengan hati senang akhirnya aku segera berkemas kemas dan menemui Via,
Syukurlah via ternyata belum pulang dan masih berada di sekolah.”Vi, kamu sibuk
ga ? “tanyaku. “Ga sih,kenapa?”tanya via. “Kamu bisa ikut aku ga ?”aku berusaha
mengajak Via ke sebuah tempat yang dimana tempat itu akan aku jadikan tempat
untuk menyatakan perasaanku pada via. Via pun mau ku ajak ketempat tersebut.
Setelah
sampai aku berusaha menenangkan diri dan mengobrol dulu dengan Via, “Kamu
beneran ga sibuk kan Vi ?”tanyaku sekali lagi. “Engga, tenang aja”jawab Via.
Setelah kira kira 1 jam kami ditempat itu akhirnya aku menyatakan perasaan ku
pada via. Agak tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi ternyata Via mau
menerimaku langsung saat itu juga”Kamu beneran mau nerima aku Vi ?”dengan hati
yang masih penasaran,”Iya ga“sambil tersenyum bahagia juga. Dengan Perasaan
yang sangat Senang aku akhirnya bisa menjalin hubungan dengan Via. Ini
merupakan hari paling spesial yang pernah aku alami.
Hari
– hari kami lewati dengan penuh suka cita, ternyata sahabatku Putra mengetahui
hal itu.”Aku ga percaya ga ternyata kamu sama Via .. ?” tanya putra,”Iya Put
itulah yang terjadi”jawabku dengan senyuman.”Kok bisa sih ga ?”tanya putra
penasaran.”yah namanya juga Cinta datangnya itu tidak terduga put, aku sendiri
aja masih ga nyangka, apalagi kamu”jawabku penuh kebahagiaan.
Setiap
hari aku dan Via menjalani hari – hari dengan bersama – sama tanpa ada satu
haripun kami tidak bertemu, hingga akhirnya setelah aku dan Via menjalin
hubungan kurang lebih 1 bulan, mulai muncul masalah – masalah kecil yang kadang
aku sendiri kurang tau dari mana datangnya. Masalah kecil itu lama kelamaan
dibesarkan sehingga membuat Via Sebal kepadaku.
“Put
aku boleh minta tolong sama kamu ?”pintaku pada putra.”boleh ga mau minta
tolong apa ?”jawab putra.”ini sekarang Via lagi ngambek sama aku, dia marah
karena ada masalah, kamu bisa tolong ajak dia ke kantin aku mau ngejelasin
semua ke via”aku memohon pada putra.”kalau itu kenapa tidak kau saja yang minta
dia untuk ke kantin ?”tanya puta. “Itu masalahnya, mana mungkin dia mau orang
dia lagi marah sama aku”jawabku.”Ya oke baiklah karena kamu sahabatku jadi akan
ku bantu”jawab putra.”Terima kasih put, aku tunggu di kantin ya”jawabku.
Setelah
10 menit aku menunggu di kantin akhirnya Putra dan Via datang. Masih tampak
raut wajah marahnya yang tak bisa disembunyikan dari Via.”Vi, aku minta maaf
sama kamu soal masalah yang akhir – akhir ini kita alami”aku memohon pada
Via.”Kamu ga salah buat apa minta maaf”jawabnya dengan nada sebal.”tapi semua
ini ada sebabnya dan sebabnya itu karena aku jadi aku minta maaf”kembali aku
memohon pada Via. Lalu tiba – tiba dengan senyuman dia menjawab “Iya ga kamu ga
salah, kalau pun kamu salah udah aku maafin kok “.”Jadi kamu sekarang udah ga
marah lagi kan”jawabku dengan semangat.”Ga yoga”Tampak sebuah senyuman yang
sudah jarang aku lihat sekarang terlihat kembali, sebuah pertanda bahwa via
benar – benar sudah tidak marah lagi padaku.
Kini
aku semakin yakin pada Via dan menaruh Harapan padanya, semoga hubungan aku dan
Via dapat langgeng sampai saatnya nanti menuju ke jenjang Pernikahan. Itu lah
yang ada di benakku saat aku merasakan kebahagiaan bersama Via.
Tepat
2 Bulan kami menjalani hubungan mulailah disini masalah terbesar yang hadir
didalam hubungan kami. Via mulai merasa Bosan dan Jenuh padaku, aku pun bingung
harus berbuat apa, Segala cara sudah aku tempuh namun Via tetap saja merasa
Jenuh terhadap hubungan yang selama ini kami bangun.
2
bulan 8 hari dimana semua usahaku telah
menemui jalan buntu, segala upaya telah aku coba namun tetap Via pada
pendirianya. Dan pada hari itu Via mengirim sebuah pesan lewat handphone, pesan
yang tidak pernah aku inginkan selama aku masih bersama Via. “Ga aku sayang sama kamu dan aku juga ga mau
ini terjadi, tapi Maaf mungkin jalan ini yang terbaik buat kita, aku ga mau
terus – terusan menjalani hubungan seperti ini karena ini hanya akan membuat
kamu sakit, jadi aku mohon maaf sama kamu aku ingin Putus”.Sebuah pesan yang
sangat tidak terduga, pesan yang membuat aku tak bisa berbuat apa – apa. Pupus
lah sudah semua Harapanku yang selama ini aku percayakan pada Via.”Tapi Vi apa
tidak ada jalan lain selain Putus, Aku sayang sama kamu vi”aku berharap pada
via agar via mau kembali, tapi Via ya Via dia tetap Teguh pada keputusanya dia
tak mau kembali padaku.
Akhirnya
aku sudah tidak lagi menjalin hubungan dengan Via, aku mulai sadar dan tahu apa
yang Via maksud. Jodoh, rezeki, dan Mati sudah ada yang mengatur yaitu Tuhan,
aku tahu bahwa via melakukan ini dia yakin jika memang aku adalah jodoh Via tak
akan mungkin Tuhan akan memisahkan aku dan Via kelak, dan keputusan via untuk
tidak menjalin hubungan terlalu dini pun aku anggap positif setelah aku bisa
memaknai keputusanya. Inilah keputusan terbaik dari via dan aku, Mungkin Nanti
ada saatnya aku akan bisa bersama Via didalam satu Hubungan yang syah menurut
Hukum & agama yaitu dibawah ikatan Janji Suci Pernikahan dan bisa hidup
bahagia bersama Selamanya dan hanya maut yang nantinya akan memisahkan hubungan
ku didunia. Dan berharap nanti di kehidupan yang akan datang aku akan bertemu
lagi dengan Via untuk bisa hidup selamanya bersama dia.
EmoticonEmoticon